Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong, disaksikan para pramuka penggalang, pembina pendamping, serta pimpinan kontingen dari 13 Kwartir Cabang (Kwarcab) se-Kalimantan Selatan.
Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Muhidin menekankan bahwa jambore bukan sekadar perkemahan, tetapi wadah strategis untuk pembentukan karakter, pelatihan kepemimpinan, penguatan nilai kebangsaan, dan keterampilan hidup.
“Melalui jambore, kita ingin menanamkan semangat gotong royong, cinta alam, disiplin, dan kemandirian agar generasi muda tumbuh tangguh, berakhlak, dan cinta tanah air,” kata Muhidin.
Ia menegaskan, gerakan pramuka harus tampil sebagai motor penggerak nilai-nilai kepedulian, kedisiplinan, kejujuran, sekaligus menolak penyalahgunaan narkoba, paham radikal, serta ujaran kebencian.
Sejak hari pertama, para peserta dari tiap Kwarcab menjalani registrasi di Sekretariat Jamda Kalsel 2025, menerima perlengkapan kegiatan, serta Surat Izin Mendirikan Tenda (SIM-T) untuk menempati kapling yang telah disediakan panitia.
Adapun kegiatan yang digelar selama jambore mencakup wisata edukasi ke Taman Wisata Banua dan Museum Lambung Mangkurat, wisata kuliner, teknik kepramukaan, pentas seni, hingga kegiatan keagamaan.
Gubernur Muhidin berharap jambore menjadi pengalaman berharga sekaligus inspirasi bagi para pramuka penggalang dan pembina.
“Jadikan jambore ini pengalaman yang menginspirasi untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.
Ins-1